Garis Waktu - Fiersa Besari
Judul Novel : Garis Waktu
Penulis : Fiersa Besari
Penerbit : PT Mediakita
Penulis : Fiersa Besari
Penerbit : PT Mediakita
Kota, Tahun Terbit : Jakarta, 2016
ISBN : 978-979-794-525-1
Jumlah Halaman : 211 halaman
" Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan."
"Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah merasa bosan. Yang sulit itu cara menunjukannya" -Garis Waktu : 25
Fiersa Besari (atau akrab disapa Bung) kelahiran Bandung tanggal 3 Maret. Lulusan Sastra Inggris yang pernah membuat sebuah album musik independen berjudul "11:11" pada tahun 2012, disusul dengan album musik "Tempat Aku Pulang" pada tahun 2013, sebelum akhirnya berkelana mengelilingi indonesia selama tujuh bulan utuk mencari jati diri.
Garis Waktu ini merupakan buku pertama dari Fiersa Besari. Bercerita tentang "aku" dan "kamu" dari mulai perkenalan, kasmaran, pacaran, patah hati, hingga pengikhlasan. yang tersusun dalam kurun waktu 4 tahun (2012-2016). Pertemuan pertama dimana sang lelaki telah menaruh hati pada gadis impiannya. Sedangkan gadis tersebut ternyata sudah menaruh hati pada orang lain. Namun seiring berjalannya waktu, waktu pun menjawab semua. Lambat laun sang gadis mulai membuka hati pada lelaki yang selalu ada saat ia berkeluh-kesah. Masa-masa indah penyatuan hati pun dirasakan oleh mereka. Dan lagi-lagi tentang masalah waktu, ternyata kisah mereka tidak seperti yang diharapkan. Mereka pun berpisah. Lagi-lagi waktu yang akan menuntun mereka semua untuk belajar mengikhlaskan, berjalan kedepan untuk hidupnya masing-masing.
Buku ini membuat saya merasa berada di alam lain, yang seakan membuat saya pun ikut merasakan kepedihan sang "Aku" yang pada saat itu harus merelakan seorang gadis yang telah menyempurnakan puzzle teka-tekinya itu pergi, dan membiarkannya bahagia dengan segala pilihannya, dan merelakan gadis tersebut dengan yang lain.
Buku Garis Waktu ini sebenarnya bukan novel. Bukan juga kumpulan cerpen atau puisi tapi tulisan didalamnya itu sangat puitis, ya berasa dengerin curhatan orang lain sih sebenernya. Dan pada buku ini juga masih ada yang menggunakan kata-kata yang sulit untuk dimengerti oleh semua orang, dan masih ada sedikit ketikan yang salah atau tidak seperti yang semestinya. Walaupun buku ini bukan novel, akan tetapi buku ini layaknya novel, namun hanya saja didalam buku ini tidak ada cerita yang utuh. Dan uniknya, buku ini mengawali setiap chapter dengan gambar hitam putih yang seakan memperkuat emosi pembacanya. Kisahnya pun disusun menjadi satu kesatuan sederhana yang berdasarkan bulan dan tahun kejadian.
"Ketidaktegasan adalah sesuatu yang ada di antara kau dan aku. Kurang ajarkan jika hatiku berharap lebih setiap kali kau menyandarkan kepala lelahmu di bahuku? harapan palsumu seakan menggenggam duri-duri di batang mawar, membuatku berdarah. tapi aku tak kunjung pergi. Bak orang dungu, aku bisikan lagi kata-kata rindu, menitipkannya di ketiak malam, sebelum rindu itu terlampir pagi hari di depan pintu kamarmu. Kau tersipu, membalas rinduku. Aku tidak pernah tahu di mana sebenar-benarnya persaanmu bermulim."(hal 48)
"Di dunia paralel, keadaanya akan jauh berbeda. Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil." (hal 45)
"Cinta adalah reaksi kimia; sebuah efek yang ditimbulkan oleh feromon, endorphin, dan serotonin, yang kelak mungkin saja menghilang." (hal 84)
Buku ini juga tidak hanya menceritakan perjalanan kisah cinta antara sang "Aku" dan "kamu", namun juga menyelipkan cerita tentang motivasi, cita-cita, jati diri dan sosial.
"Aku bukan orang yang percaya bahwa cita-cita harus diletakkan lima sentimeter di depan wajah. Lima sentimeter akan membuat impianku tampak kabur. Aku juga bukan orang yang percaya cita-cita harus ditaruh setinggi langit. Langit terlalu jauh dan impian tidak selalu bisa bersinar seperti bintang. Aku takut hilang lokasinya tatkala pagi datang. Cita-citaku hanya perlu aku ceta di atas kertas, lalu kutempel kertas tersebut di langit-langit kamarku, agar aku bisa melihatnya sebelum tidur dan saat baru bangun tidur. Dengan begitu, aku takkan pernah malas untuk mendekatinya, hari demi hari. (Hal 105)"
"Dirimu hanya ada satu di muka bumi. Lebih baik di benci karena lidah berkata jujur, daripada disukai karena lidah menjilat. Pengagummu akan pergi setelah kau tak sesuai lagi dengan imajinasinya, tapi orang yang menyayangimu akan tetap tinggal betapa pun buruknya dirimu. Dan terima apa adanya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain, itu indah. (hal 29)"
"Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur.... Kau juga. (hal. 137)"
Secara keseluruhan, saya sangat suka buku ini. sederhana namun menginspirasi, dan tidak selalu menceritakan soal percintaan yang akan membuat bosan membaca. dan buku ini layak untuk dibaca oleh kalangan remaja maupun dewasa, karena ceritanya yang menarik dan cukup memotivasi. Dan cover buku ini juga keren, pembaca yang laki-laki pun bisa dengan pede-nya menenteng dan membaca di ruang publik. Bacaan buku Garis Waktu juga ringan buat yang siap untuk jatuh cinta, patah hati dan mengikhlaskan. eaaaaa....wkwk :v